Rabu, 06 Februari 2013


Hadapi Perdagangan Bebas, Jatim Tingkatkan Skill Kompetensi Tenaga Kerja

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperkuat diri dalam menghadapi perdagangan bebas, khususnya di tingkat asia. Caranya dengan menciptakan suasana kondusif, memperkuat produk dalam negeri, dan terus meningkatkan skill dan kompetensi keahlian tenaga kerja.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs H Saifullah Yusuf saat meresmikan pusat uji kompetensi Jawa Timur di UPT Balai Latihan Kerja Menanggal Surabaya, Selasa (5/2) mengatakan, pemerintah harus menciptakan suasana kondusif dan stabil khususnya bagi dunia usaha. Suasana kondusif mutlak harus diciptakan agar investor bisa masuk ke Jatim. Jika terdapat masalah bisa segera diselesaikan.
Dia mencontohkan, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang selalu menjadi persoalan setiap tahunnya sehingga para buruh melakukan unjuk rasa. Selama sistemnya tidak diperbaiki, maka setiap tahun pasti muncul masalah. Ini karena buruh dan pengusaha mempunyai ukuran sendiri dalam menentukan besaran UMK.
Dalam hal ini, kata Gus Ipul, pengusaha mengeluh tuntutan kenaikan upah yang berlebihan, sementara buruh berpendapat tuntutan kenaikan upah sangat wajar karena kebutuhan setiap tahun naik. Maka dari itu, perlunya penciptaan suasana kondusif antara buruh dengan pengusaha agar akan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Wagub Jatim yang akrab dipanggil Gus Ipul ini menambahkan, hal kedua yang perlu dilakukan dalam menghadapi perdagangan bebas adalah memperkuat produk dalam negeri. Indonesia khususnya Jatim memiliki potensi pasar yang sangat besar, dengan jumlah penduduk mencapai 37 juta jiwa. “Ini merupakan potensi besar dengan mencintai dan meningkatkan serta meningkatkan produk dalam negeri karena pasar yang ada di Amerika dan Eropa sedang melemah,” paparnya.
Faktor penting lainya, katanya, dalam menghadapi perdagangan bebas yakni dengan meningkatkan skill atau keterampilan. Menghadapi pasar bebas yang produk barang atau jasa bisa bebas keluar masuk maka sumberdaya manusia harus ditambah dengan keahlian yang baik.
“Saat ini dunia kerja telah berubah seiring dengan perubahan zaman dan waktu. Di bidang kedokteran, jika dahulu penyakit jantung bisa ditangani oleh dokter jantung saja, namun saat ini sudah ada dokter jantung spesialis bilik kiri bagian atas. Artinya, saat ini segala kompetensi dan tenaga ahli sudah memiliki kemampuan yang berbeda. Oleh karena itu, sebagai pasar yang besar diharapkan masyarakat pekerja harus meningkatkan kompetensi dan keahlianya,” urainya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jatim, Dr Hary Soegiri mengatakan, Pusat Uji Kompetensi mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan maksud agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang akan melaksanakan ujian atau sertifikasi bisa berlangsung secara cepat, tepat dan berkualitas. “Pusat Uji Kompetensi yang diresmikan ini merupakan pertama kalinya dibentuk di Indonesia,” pungkasnya. Sumber: Humas Pemprov Jatim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar